Tuesday, December 21, 2004

Anger

Awesome!

Siapa sih yang ga pernah marah?

Manusia di lengkapi dengan unsur emosi, salah satunya yaitu marah. Kenapa sih kita bisa marah??? Marah kan ga baik akibatnya, klo sama orang yang jauh, liat mukannya bisa muak, truss klo deket juga bisa males ngomong, atau ngomong dengan nada kencang atau keras.

Apa sih penyebabnya? Terhina??? Menyinggung perasaan? Menyinggung Ego? Kenapa bisa tersinggung?

Hm... coba pake contoh kasus deh ngomongnya biar lebih enak.
Jadi ingat kisah dulu waktu tahun 2000, pas masih jadi asisten lab software. Waktu itu hari Sabtu, pukul 13:30 ketika jam kuliah mulai. Hari Sabtu merupakan hari yang special, karena di hari Sabtu tidak perlu berpakaian resmi (Kemeja + Celana Panjang Bahan). Karena memang masih kuliah, dan plus pake baju yang non resmi, mungkin di anggap sebagai temen mahasiswa saja oleh para mahasiswa yang masuk ke ruangan praktikum. Memang ga salah sih, karena waktu itu masih pertemuan ke-2. Mahasiswanya juga mahasiswa semester 1, masih banyak kenalan yang baru, jadi agak sulit ngapalin muka. Muka teman-temannya aja mungkin lupa, apa lagi muka asistennya :D.
Anyway... lanjut ke ceritanya.. Ketika itu lagi berdiri dengan senyum di pojokan ruangan sambil ngeliatin dan kontrol jas lab mahasiswa. Datanglah sepasang mahasiswa, yang cowok kelihatan gaul, dan suka bercerita, yang cewek juga ceriwis dan gaul. Entah apa yang mereka ceritakan, tp terdengar beberapa kalimat: "Kok gue pertemuan pertama di alpha in sih? gue kan males masuk, rese banget sih aslab nya pake ngalpain segala", suara mahasiswa yang cewek, "... Udah... bakar aja absennya, kan jadi ga ada bukti lagi tuh...", yang cowok nyaut dengan asal, sambil ngeluarin korek api gas warna orange (hehehe inget jelas lho). Kirain sih mereka bercanda.... santai aja, walau muka agak sedikit menampakan aura kekesalan. ".. Uda bakar aja...", "crrk... , crrk"".. (bunyi korek gas menyala), dan buku absen yang semakin dekat dengan api, spontan reflek ku bergerak. "EH... MO APA KALIAN" (Nada menggelegar kebiasaan ngajar di ruangan gede), sambil menggebrak meja dengan sangat keras. Mereka masih cuek bebek... langsung deh, bahan ajar yang uda di susun rapih mo di ajarin dengan senyum semuanya ilang dari kepala, yang ada tinggal perasaan mangkel, kesel, dan pengen menghajar kedua mahasiswa tersebut. Walhasil, dengan gerak cepat, dan suara cepat pula, ku jatuhkan korek gas yang berada di tangan mahasiswa cowok tersebut, dan sambil menatap tajam matanya, ku berteriak, "MO COBA BAKAR ABSEN YA??". Setelah 5 detik melotot ke yang cowok, giliran yang cewek ikut di pelototin. Tampaknya mereka baru sadar, klo ternyata asisten mereka yang sedang membentak mereka, spontan yang cowok langsung terdiam menunduk, dan berkata dengan pelan, "ga... kok.. kak... ini cuma b'canda", yang cewek menangis.


Dari penggalan cerita di atas, emosi perasaan marah ku muncul dalam keadaan apa yang sedang ku kerjakan, apa yang sedang menjadi tanggung jawab ku terancam, oleh sebuah korek gas kecil di tangan sepasang mahasiswa-mahasiswi nakal.

Nah uda tau datangnya dari mana, sekarang liat akibat dari rasa marah itu. Setelah selesai kejadian itu, Kepala ku jadi ga konsen. Semua Senyum hilang... Tatapan tajam tertuju ke seluruh kelas, penuh dengan nada mengancam, seperti memberi pelajaran untuk yang lain, jangan berani macam-macam di ruangan tersebut. Akibatnya selain kepala jadi pusing sendiri, pikiran pun jadi terfokus ke hal-hal yang negatif. Perasaan Marah memuncak, rasa enggan melayani pun muncul ke permukaan. Mengajar hanya untuk memberikan info saja, tanpa memperdulikan feed back dari yang lainnya. Sepasang yang salah yang lain kena batunya. Sungguh tidak adil memang, tapi itulah yang terjadi.

Bagaimana meredakan kemarahan tersebut? Terus terang sulit bagi ku untuk meredam seketika itu juga. Bahkan untuk minggu-minggu berikutnya kepada mahasiswa cowok tersebut terdapat suatu sikap menjaga jarak, dan acuh tak acuh. Sampai akhirnya muncul, ya buat apa sih kesel lama-lama, sedikit penyaluran dengan main game, dan menjernihkan pikiran akhirnya bisa juga ilang tuh kesal. Mungkin yang perlu di ulang adalah kata penyaluran, emosi yang sudah memuncak butuh di salurkan, dan tempat penyaluran yang positif, waktu itu ku salurkan ke game, mungkin bisa juga ke hobi-hobi positif lainnya, seperti sport, atau musik. Hehe waktu dulu masih SMP malah lebih enak lagi, waktu kesal, bisa di lampiaskan langsung di samsak berisi pasir dan batu kerikil yang tergantung di halaman belakang.

Nah... klo itu dulu, sekarang gimana dong metode penyaluran emosinya??? ya, klo sekarang kan uda ga bisa lagi sembarang jotos atau sembarang tendang, penuh dengan pemikiran-pemikiran, ya akhirnya ketemu juga satu metode bagus dari buku "Don't Sweat The Small Stuff", yaitu menulis... Ha?? Hanya menulis?? ya betul.. menulis... menuliskan perasaan Anda... Tuliskan apa yang Anda rasakan, dari perasaan marah, takut, kesal, empet dan sebagainya... setelah di tuliskan, jangan lupa tulis pula harapan-harapan yang anda inginkan, pasti perasaan akan jauh lebih lega. Maklum bukan pelukis sih, klo pelukis mungkin klo lagi marah, kemudian menyalurkan emosi nya ke karya seni, mungkin akan tercipta sebuah karya seni mahakarya baru yang penuh dengan emosi.

Sebagai penutup, mungkin ada baiknya jika kita menemukan tempat penyaluran positif untuk menuangkan emosi yang sedang meluap, khususnya emosi marah, kesal yang punya dampak negatif. Orang rata-rata mungkin sembarang saja menyalurkan perasaannya, tetapi orang di atas rata-rata bisa menyalurkan perasaan negatif menjadi sesuatu yang positif. Silahkan pilih sendiri Anda ingin masuk golongan yang mana.

Wednesday, December 15, 2004

The Next Steps



Hari ini,

setelah berbincang-bincang dengan seorang kawan baik, pembicaraan semakin terfokus pada satu topik. "The Next Steps", apa yang di maksud dengan itu? (Gaya logat Sumy).


Kelihatannya sederhana sih.. tinggal memajukan kaki ke depan begitu saja, bahkan tanpa perlu banyak energi. Tapi dari sinilah munculnya ide tulisan ini. Secara sadar maupun gak sadar... pasti sebelum kita melangkah ke langkah berikutnya, otak kita telah menyiapkan dulu secara detil apa yg di butuhkan, berapa keseimbangan yang di butuhkan, dan yang paling penting adalah ke mana tujuan akhirnya. Apakah kita akan pergi ke Mall Taman Anggrek, atau ke Hongkong, atau hanya berjalan ke toilet. (Ekstreem amat sih contohnya ampe ke hongkong segala :D).


Kondisi ideal yang terbaik adalah, menentukan tujuan akhir dahulu, baru kemudian mengambil langkah-langkah selanjutnya menuju ke tujuan akhir tersebut. Menarik untuk dipikirkan..... Jadi ingat waktu main Need For Speed Underground II dengan Toyota Celica dengan kecepatan rata-rata di atas 200 km/h. Tujuan mudah di capai karena adanya system GPS yang melengkapi mobil, dan memberikan arah dengan jelas. Walau terkadang nabrak di tengah jalan, atau terganggu oleh "out run races", tp pada akhirnya sampai juga ke tujuan akhirnya. Gimana dengan real life kita???


Apa sih tujuan kita?? Hm.. mungkin di spesifikan lebih, apa sih tujuan anda? Jadi orang sukses? Jadi orang bahagia? Memiliki rumah sendiri, dan kendaraan pribadi, ingin punya motor gede misalnya, atau memiliki karier yang luar biasa, atau memiliki keluarga yang sangat harmonis. Pasti beda-beda deh.. walau mungkin ada yang sama juga. Ok.. lets pick one... hm.... (mini muni mani mooooo) terpilih ingin punya PDA yang baru misalnya. (kok gak ada di pilihan?) hehehe... maksa dikit. ambil contoh yg agak simple aja supaya gak terlalu panjang bahasnya.


Bagaimana langkah selanjutnya setelah mengetahui tujuan anda. Ok... pegang kuat-kuat tujuannya... kalau perlu di visualisasikan.. di bayangin tiap ari... sampai benar-benar melibatkan emosi anda di dalamnya. (Jangan lama-lama juga.... ntar di bilang tukang ngayal lagi). Cari informasi sedetil-detilnya tentang PDA yang anda inginkan... benar-benar detil, sampai di bandingkan dengan berbagai merk, setelah dapat, lihat kondisi keuangan anda. Nah untuk keuangan yang sudah memadai gak bakal di bahas di sini, soalnya itu namanya easy gained.


Gimana klo kondisi keuangan tidak mencukupi, atau mungkin gak ada sama sekali??? Tentukan kapan anda akan menjemput barang tersebut dari toko, misalnya tanggal 1 Mei 2005 mendatang. Kemudian rencanakan dengan baik strategi anda ke tujuan anda.


Contoh:
Harga PDA 6,5 jt

Dengan tabungan kurang lebih 500 ribu / months maka anda harus menabung kurang lebih setahun untuk bisa membeli PDA tersebut.

Kondisi Sekarang:

Saving = 0

Currentdate = 10/12/04

Duedate = 1/05/05

Accumulate Saving till due = 2,5 jt (5 months)

Missed = 4 jt


Nah... Tindakan apa yang akan ambil setelah melihat data di atas????
Let me knows with your comments, and i'll post soon enough to continue "the next steps"


Cheers,

Tuesday, December 14, 2004

Kematian


Judul yang mengerikan, dan banyak ditakuti oleh manusia. Sebenarnya ide untuk menulis ini muncul setelah nonton film "Forest Gump", film lama yang dimainkan oleh Tom Hanks. Ceritanya benar-benar menggugah hati, dan thumbs up for the movie.

Cara pandang 1: Kematian sebagai sesuatu yang mengerikan, karena meninggalkan semua yang sudah di upayakan di dunia ini, meninggalkan orang-orang yang paling kita sayangi (suami, istri, anak, orang tua), segala materi yang ada (kekayaan). Apakah semuanya akan sia-sia? Kematian juga sering membuat ku berpikir, kemana kah aku akan melangkah nantinya? Heaven or Hell? Apa yang ku lakukan sudah cukup untuk membawa ku untuk berada di sisi-Nya? Belum sempat membahagiakan orang tua, juga sebagai salah satu pertimbangan. Budi orang tua yang begitu besar, sama sekali belum terbalaskan, kasih sayang mereka terhadap ku, cinta mereka yang tulus, segala biaya yang mereka keluarkan dari semenjak ku di lahirkan.

Cara pandang 2: Kematian sebagai proses alamiah yang tidak bisa di hindari, toh memang semua mahluk di dunia ini akan mengalaminya, bahkan ada joke yang mengatakan ada 2 hal yang tidak bisa di hindari manusia selama hidupnya, yaitu kematian dan pajak. Kematian juga merupakan kehendak Sang Pencipta, yang menandakan berakhirnya masa tugas kita di dunia fana ini. Aneh, semustinya kita senang ya menghadapi nya, artinya dengan berakhirnya tugas, maka hilang juga penderitaan yang kita rasakan di dunia fana ini. Suatu siklus alam untuk membalance kan jumlah penduduk di muka bumi ini, sehingga memberi kesempatan kepada generasi penerus untuk meneruskan kehidupan, mengembangkan alam.

Wah, sungguh jika di korek dengan dalam, sungguh akan menjadi topik pembicaraan yang sangat luas. Ibunya Forest Gump berkata, kematian adalah suatu proses alamiah dari kehidupan, jadi tidak usah bersedih hati. Sungguh luar biasa kearifan yang dimiliki ibu Gump, dengan tenangnya dia berkata kepada Forest bahwa dia sakit kangker dan akan meninggal di beberapa hari kemudian, dan sungguh ketabahan yang luar biasa yang dimiliki oleh Forest, karena bisa menerima kematian orang yang sangat dekat dengannya.

Kepada teman-teman ku yang sedang mengalami kedukaan, tabahlah, kepergian nya pasti ke tempat yang lebih baik, walau meninggalkan emosi dan raga di bumi, tetapi tetap hidup di hati.

Regards,

Friday, December 10, 2004

Membahas Puisi



Siang ini, setelah makan siang, ku temukan sebuah cerita, entah siapa pengarang sejatinya, namun isinya menarik minat untuk menelaahnya lebih lanjut. Mungkin ada baiknya anda melihat dulu cerita tersebut:

Lelaki Sejati

Aku bertanya pada Bunda, bagaimana memilih lelaki sejati?
Bunda menjawab, Nak...
 
 Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang
kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya....
 
 Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang
lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.....
 
 Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat
di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa ...
 
 Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia
di hormati ditempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati didalam rumah...
 
 Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari kerasnya
pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan...
 
 Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang
bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu...
 
 Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari banyaknya
wanita yang memuja, tetapi komitmennya terhadap wanita yang dicintainya...
 
 Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel
yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia menghadapi lika-liku kehidupan...
 
 Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya
membaca kitab suci, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca...


Puisi di atas bercerita tentang seorang anak bertanya kepada ibunya tentang definisi seorang lelaki sejati. Ku anggap Ibu sebagai pandangan global orang tua, dan juga pandangan global mahluk venus.
  • Kasih terhadap lingkungan
  • Lembut dan Jujur
  • Ramah dan bersahabat
  • Memiliki kepemimpinan baik di rumah dan di lingkungannya
  • Bijaksana memahami persoalan
  • memiliki hati yang bidang (sabar)
  • Setia terhadap wanita yang dicintainya
  • Tabah dan kuat menghadapi tantangan kehidupan
  • konsisten menjalankan apa yang di pelajari (yang baik tentunya)

Apakah ini mewakili semua kriteria wanita tentang lelaki sejati? Mengapa tidak terdaftar di sana bisa menghidupi keluarga dengan baik. Memberikan nafkah kepada keluarga, dan menjadi contoh yang baik untuk keluarganya (teladan dan pahlawan). Di sana juga tidak terdapat melindungi keluarga. Apakah aspek2 tersebut kaku?

Menurut anda bagaimana?
Bagaimana jika tidak keseluruhan aspek di atas terdapat dalam seorang lelaki (toh namanya manusia tidak sempurna)?

Mungkin tulisan kali ini lebih mengajak anda untuk berpikir. Tapi sejenak ingin ku ceritakan kisah nyata, tentang penjual mie di depan kost.
Beliau baru menjual mie nya sore hari menjelang malam sekitar hanya +- 3 Jam saja. Setelah itu tak tahu ke mana rimbanya. Beliau berkisah tentang putri beliau yang ingin masuk fakultas kedokteran di sebuah universitas negeri, mendengar kisahnya secara tak sadar ku bergumam, wah kedokteran itu mahal pak biayanya. Tapi dengan senyum ramah beliau berkata, mahal tak jadi soal buat saya, yang penting anak saya bisa berguna, dan pada akhirnya mandiri, dan kembali lagi hasilnya berlimpah. Saya memang tidak bisa memberikan yang terbaik untuk anak saya, saya memang tidak dapat memberikan harta bergelimang untuk anak saya. Tetapi saya bertekad kuat, untuk anak saya, pasti saya harus bisa menguliahkannya. (Saya terperangah, sungguh tekad yang kuat dari seorang Ayah). Saya belum mengenal dekat penjual mie tersebut, tetapi dari pembicaraan kami, saya yakin beliau orang yang memiliki tekad yang luar biasa keras, dan tanggung jawab yang sangat tinggi untuk keluarganya. Apakah itu cukup untuk di katagorikan sebagai lelaki sejati?

Bagaimana dengan Anda? Jika Anda termasuk lelaki, apa yang menurut Anda paling sejati dari diri Anda? Jika Anda pembaca wanita, Bagaimana dengan lelaki sejati Anda?

Thursday, December 9, 2004

Menulis = Berpikir



Menulis = Berpikir?

Benarkah demikian?

Hal itu juga pertama kali terlintas di kepala, dan terngiang-ngiang sampai detik ini. Bukankah menulis cuma menggoreskan pena saja di sebuah kertas? Ya memang sih harus berpikir juga, karena jika tidak berpikir tentu saja huruf yang di tuliskan akan terlihat berantakan. Tapi bukan itu yang di maksud dengan Menulis = Berpikir.

Menulis = Berpikir. Yang dimaksud di sini adalah menuangkan ide / pikiran anda ke dalam penulisan, baik itu dengan goresan pena, maupun soft copy seperti saat ini. Dulu waktu masih SD, benci sekali rasanya jika ada pelajaran Bahasa Indonesia yang mengharuskan belajar menulis, mengarang, maupun puisi. Sepertinya membuang-buang waktu saja, karena toh setiap harinya berbicara dengan bahasa Indonesia. Tetapi sekarang, setelah mengetahui pemahaman ini, maka ada pergeseran paradigma tentang menulis. Beruntunglah teman-teman yang telah terbiasa menyalurkan ide nya melalui tulisan-tulisannya.

Kenapa sih penting menulis = berpikir? atau dengan kata langsungnya apa sih pentingnya berpikir? Albert Einstein manusia yang suka berpikir dan jenius di muka bumi ini juga berpikir. Mungkin ada yang perlu di sadari, otak manusia benar-benar luar biasa kemampuannya. Tidak ada sampai saat ini yang benar-benar mampu menggunakan otaknya dengan sangat optimal, bahkan menurut sumber terpercaya, Albert Einstein sendiri, hanya menggunakan 8% saja dari seluruh kemampuan otak manusia, sedangkan orang rata-rata hanya menggunakan 6% saja. So... Bedanya kita (hehehe termasuk yg rata-rata juga nih) dengan Albert Einstein hanya 2% saja. Bayangkan 2% bedanya saja bisa menciptakan teori relativitas, dan bom Atom.

Ok, sekarang gimana sih mengoptimalkan otak kita? Sama seperti anggota tubuh yang lain. Jika anda ingin melatih otot perut, maka anda harus menggunakan otot perut tersebut sering dengan tekanan yang bertahap sesuai dengan kemampuan otot. Jika ingin melatih Otot bisep lengan anda, maka lengan anda harus di latih dengan memberikan tekanan supaya otot tersebut berkontraksi sesuai dengan kemampuan otot anda. Dengan frekuensi yang baik, maka kekuatan otot akan bertambah, sehingga mulai kencang, dan semakin terbentuk. Demikian juga untuk otak kita, masih ingat waktu kita kecil di ajarkan hapalan matematika, di mana 1 + 1 = 2, 2 + 2 = 4, dst. Sehingga operasi aritmatika sampai level tertentu dapat di kerjakan dengan cepat. Cara tersebut termasuk melatih otak kita, tapi masih banyak cara yang lain jika anda kurang suka matematika. "Think" yup... that's the right word... Berpikir... Berpikir adalah suatu hal yang melatih otak kita.

Berpikir tentang apa? Masalah hidupku sudah banyak, ga ada waktu untuk berpikir2 seperti itu. Ya, sering sekali mendengar kalimat demikian, juga kalimat yang satu ini. "I'm too bussy. I don't have time for playin arround, or do something like that.". Ya, kembali ke tulisan saya sebelumnya, jika anda berpikir demikian maka perasaan anda juga akan merasakan demikian, sehingga sikap dan tindakan anda akan berlaku demikian juga. Semua manusia memiliki waktu yang sama, dari manusia multi milyuner dan manusia super miskin yang mencari sesuap nasi dari belas kasihan orang lain. Semua memiliki 24 Jam sehari.

Setelah membaca beberapa buku, banyak sekali orang yang sukses meluangkan waktu khusus untuk berpikir, dan menjadikannya kebiasaan. Sehingga banyak sekali ide hebat yang dapat di pikirkan. Jika David Beckham dapat melakukan tendangan yang sangat akurat, itu karena latihan dan kerja kerasnya sehingga dia dapat menendang sedemikian hebatnya, maka otak kita pun dapat melakukannya.


Sulit dong?? Ya, memang tidak mudah, tetapi semua orang dari berbagai usia bisa melakukannya. Perlu konsisten dan persisten untuk melakukannya. Luangkan waktu khusus untuk berpikir tentang apa yang anda inginkan, dan strategi perencanaan untuk mendapatkannya. Rencana yang baik akan membantu pelaksanaan yang baik pula. Nothing to loose right?


Selamat mencoba,

Tuesday, December 7, 2004

Time passed by

Yup......
Seperti judulnya, waktu berlalu demikian cepatnya, sampai-sampai ga berasa.
Manusia memang bisa berusaha, tetapi tetap pada akhirnya Tuhan pula yang menentukan.

Dua hari ini banyak hal positif yang di dapatkan dari bukunya John C. Maxwell Berpikir lain dari biasanya. Sebenarnya sih tuh buku uda lama ngandang di lemari buku, hehehe, tapi baru aja dibaca secara serius dalam 2 hari ini, itupun blm selesai, baru ampe chapter 4. Tapi harus di selesaikan dan di implementasikan lho.

Ada hal menarik dari buku tersebut, yaitu mengenai cara berpikir.
Ketika ada sesuatu hal yang menimpa diri kita, kita mungkin bisa melihatnya sebagai sesuatu yang baik, bisa juga sebagai sesuatu yang buruk. Mungkin sebuah kisah bisa lebih detail menyampaikannya kepada anda sekalian.

Joanne dan Grace dua orang kakak beradik yang hidup serumah dengan ibu mereka. Setelah menyelesaikan kuliah S1 nya, dan tidak melanjutkan sekolah selama 2 tahun lamanya, tiba-tiba di suatu sore Grace sang adik, dengan riangnya memberitahukan ibu dan Joanne kakaknya bahwa dia mendapatkan kesempatan beasiswa untuk melanjutkan studinya selama 2 tahun di universitas pasca sarjana yang bonafid. Tentu saja Grace ceria sekali dan membayangkan nasib dan kariernya serta kehidupannya akan lebih cerah setelah menyelesaikan studi S2 nya nanti. Setelah Grace pergi, Joanne sang kakak berkata pada ibunya, "Ma, Joanne ikut senang Grace bisa dapat Studi, tapi Joanne juga merasa kasihan, karena Grace harus menghabiskan 2 tahun lagi untuk belajar."

See what i've mean?? Yang satu memiliki pikiran bahwa kehidupan dan carier akan meningkat setelah studi selesai, yang lainnya memiliki pikiran bahwa itu akan menghabiskan waktu 2 tahun lagi untuk belajar.

Lho apa pentingnya? Kan itu cuma pandangan? That's what i've thinked too.
Sadarkah anda akan prinsip anda mendapatkan apa yang anda tabur, if you plan corn you'll get corn, if you plan love you'll get love too. Mungkin banyak sekali orang yang sudah paham dengan hal itu, membahas hal tersebut sama seperti membahas suatu hal yang basi, dan tidak perlu di bahas lagi:D, but anyway banyak juga yang hanya mengerti prinsip tersebut untuk hal fisik saja, padahal mental kita juga sama lhoo.... Mental kita juga memiliki prinsip tersebut. Kalau anda sedang mengalami tekanan, stress, dan masalah-masalah lain yang ada di pikiran anda, pasti pekerjaan anda di bidang apapun tidak akan se efektif biasanya. (Tul kan ^__^) Nah coba kalo anda sedang senang, mood lagi baik, pasti anda juga akan bekerja lebih ceria, banyak pekerjaan yang selesai.

Tapi itu kan mood bukan pikiran.... apa efeknya pikiran sama efektivitas kerja???
Hehehe, sama banget sih pertanyaannya. Mudah-mudahan sama juga hasil akhirnya, karena di akhirnya gue merubah pandangan gue. Ok, berdasarkan pendapat John di bukunya, pikiran mempengaruhi mood. Gak percaya??? hehehe buktiin sendiri aja.. coba aja pikirkan beberapa hal buruk yang menimpa anda hari ini, seperti jalanan yang macet banget... mo beli bubur ayam udah keabisan padahal yang sebelumnya masih kebagian, mo bangun siang ga bisa, karena bos uda nunggu di kantor, truss banyak lagi... Nah.. pasti mood juga langsung kena deh.. langsung tampang berubah (khusus yg sanguinis) klo plegh sih gak keliatan :D Senyum berkurang... kurang ramah ama lingkungan, dsb.

Coba sekarang pikirin hal-hal menyenangkan yang terjadi hari ini, misalnya gara-gara gak jadi beli bubur berarti anda menghemat uang sarapan anda, untuk beli makan siang yang lebih bergizi. Gara-gara macet-macetan sama three in one, jadi komunikasi suami istri dan sosialisasi dengan teman anda menjadi lebih baik, kan ngobrol di mobil... Lho klo yang naik angkot gimana? ya mungkin gara-gara macet, anda jadi ngobrol sama orang di angkot dan jadi kenalan, kan dapat kenalan baru :), pasti ada kok hal-hal menyenangkan yang terjadi, tinggal anda cari aja..
Nah mood juga pasti akan beda deh, jadi happy, klo ketemu orang say hai.... dengan senyum maniezz... hehehe buat yg jomblo siapa tau aja ada yg suka ama senyum anda apalagi klo odolnya glister. (hehehe nyempil komersial break)

Nah, urutannya seperti ini,
pikiran kita menentukan perasaan kita
perasaan kita menentukan sikap kita
sikap kita menentukan tindakan anda
tindakan anda menentukan masa depan anda
jadi pikiran anda menentukan masa depan anda =)


hati-hati juga dengan ucapan anda, karena ucapan itu pasti sebelumnya keluar karena di pikirkan.

Semua yang mulia, semua yang patut di puji, semua yang jujur, semua baik, ucapkanlah itu.


Sebenarnya mo nambahin puisi lagi sih... tapi lupa puisinya...
Judul puisinya doang yang ingat Penjaga
Inti sarinya seperti ini, Anda adalah penjaga gerbang
semua yang angkuh dan jahat ingin masuk ke dalam gerbang
semua yang baik dan anggun pun ingin masuk ke dalam gerbang
Siapa yang akan anda ijinkan masuk ke dalam?
Hati-hati dengan kesombongan, dan sikap tamak, mereka akan melakukan segala cara untuk mencoba masuk ke dalam gerbang.

Semoga berguna,