Friday, May 13, 2005

Senja tlah datang, dimanakah engkau?

Kali ini g mo coba angkat kisah dari seorang tua yang tinggal di panti jompo.
Pagi hari ini, tampak matahari sedemikian cerahnya. Ku lihat dengan mata rabun ku beberapa aktifitas mulai menjelang. Tampak beberapa rekan ku di sini mulai berlari-lari kecil, katanya sih olahraga, biar jantung sehat. Beberapa rekan yang tampaknya masuk ke masa puber ke dua atau ke tiga tampak sedang menggoda suster di sini. Hahaha, ga malu sama cucu tuh??
Sesaat terlihat kesenduan dari wajah-wajah mereka. Ada apakah gerangan?

Ah... sudahlah, aku punya urusan sendiri. Ku lanjutkan bergerak-gerak kecil sedikit di depan tempat tidur ku. Ya walau agak kaku, maklum usia sudah kepala 7, tentu tidak mudah berolahraga. Sudah 2 bulan ini aku berada di sini. Kedua anak ku sudah berkeluarga, cucu ku pun hampir menikah. Pacar cucu ku amatlah manis, ah... jadi teringat waktu dia ku gendong dulu ketika masih baru lahir. Sekarang usianya.... ah.... berapa aku sudah lupa... maklum ingatan ku mulai mengabur belakangan ini, tak bisa mengingat secara lebih detail lagi.

Anak ku yang paling besar pengusaha sukses, usahanya sudah memiliki cabang di 3 kota besar, doaku selalu beserta dia. Walaupun dia keras kepala, tetapi pada dasarnya yang dipikirkannya benar, dan dia selalu mempunyai intuisi tersendiri terhadap masa depannya. Dia juga yang menyarankan agar ku berada di sini, daripada tinggal di rumah yang besar tapi sendirian. Benar juga, aku sudah tua, tidak banyak aktifitas yang dapat kulakukan, sisa hidupku juga mungkin tinggal terhitung bulan atau satu atau dua tahun lagi. Tak ingin ku habiskan sisa hidupku sendirian. Mereka semua sibuk.... Sibuk bekerja... sibuk membangun aset perusahaan.

Anak ku yang kedua berada di Canada. Dia bekerja sebagai IT Profesional di sana. Istrinya pun orang Canada yang manis. Jarang sekali dia datang..... aku mengerti karena jarak yang sangat jauh antara Canada dan Indonesia.... Cucuku dari anak ku yang ke dua ada 2. Pasti mereka sangat berbahagia di sana. Doaku beserta mu anak ku.

Beranjak siang, lamunannku buyar dari jendela taman ini. Suster datang dan memberikan vitamin dan makanan encer, maklum gigiku sudah ompong, jadi harus dengan gigi palsu atau dengan makanan yang halus. Teman sekamarku Pak chok Sam Bun, juga kurang lebih senasib dengan ku, hanya saja usianya 5 tahun lebih tua dariku. Beliau juga sangat menyayangi keluarganya.

Oh Tuhan... dimanapun keluarga ku berada... Tolong kau jaga mereka. Berkati mereka. Kuatkan iman mereka. Walaupun ku rindu dengan mereka, ku rindu dengan tawa renyah anak ku, suasana kebersaman dengan mereka. Tapi aku mengerti akan segala kesibukan mereka. Biarkan mereka terfokus dengan pekerjaan dan karier mereka masing2. Tapi oh Tuhan, semoga mereka selalu takut akan Engkau dalam setiap langkahnya.

Tak berasa….. sore hari menjelang matahari sudah di ufuk barat… Kemanakah aku akan melangkah? Dimanakah anak-anak ku?
Doa ku selalu beserta mu anak-anak ku.

No comments: